Pembukaan Ma’had Yayasan Pendidikan Ilmu Al-Quran dan Sekilas Sejarah Berdirinya

By Ahmad Syafiq

Pembukaan Ma’had Yayasan Pendidikan Ilmu Al-Quran dan Sekilas Sejarah Berdirinya

Singosari, Ahad 2 Februari 2020, di kompleks Yayasan Pendidikan Ilmu Al-Quran (YPIQ) diadakan acara pembukaan secara resmi program ma’had YPIQ. Acara ini dihadiri langsung oleh pengasuh PIQ, KH. Basori Alwi dan juga putra-putra beliau yakni KH. Luthfi Bashori (atau yang biasa dikenal sebagai Ammy Luthfi), KH. Faiz Basori, Gus Abdullah Murtadlo dan Gus Saifuddin Noah. Selain itu duduk diantara hadirin adalah pengurus YPIQ, pengurus PIQ, guru serta alumni senior dan juga wali santri angkatan pertama ma’had YPIQ. Turut hadir juga 17 santri angkatan pertama ma’had YPIQ.

Acara dimulai dengan pembacaan Maulid Habsyi. Selanjutnya disampaikan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Gus Abdullah Murtadlo yang bertindak selaku Mudir Ma’had YPIQ. Pada sambutan ini beliau menyampaikan gambaran global mengenai program kegiatan pengajian yang akan dilaksanakan di sana. Secara umum ma’had YPIQ akan memiliki nuansa yang serupa dengan PIQ pusat, yakni fokus eksplorasi keilmuan di bidang Al-Quran dan Bahasa Arab. Namun yang membuat beda pada angkatan pertama di YPIQ ini adalah, seluruh santri dipilih yang tidak bersekolah. Sehingga porsi pengajian kitab dapat dimaksimalkan.

Gus Abdullah Murtadlo (Mudir Ma’had Yayasan Pendidikan Ilmu Al-Quran)

Setelah Gus Murtadlo menyampaikan sambutannya, disusul sambutan kedua yang disampaikan oleh ketua umum PIQ dan YPIQ, yakni Ammy Luthfi Bashori. Pada kesempatan kali beliau menyampaikan sejarah singkat YPIQ:

  1. Ammy Luthfi memiliki ide untuk menghadiahkan sebuah pondok untuk Abah Yai. Berangkat dari kekagumannya, bagaimana bisa Kyai Basori dahulu itu merintis dan membangun PIQ hingga sesukses kini. Berawal dari sini, Ammy lantas menyampaikan ide kepada dua orang alumni yang dahulunya sangat akrab dengannya semasa remaja, yakni Ust Imron (Capang) dan Ust Hasbullah Huda (Lawang). Ide ini pun disambut dengan baik.
  2. Selanjutnya ide ini digulirkan kepada keluarga ndalem yang juga disambut dg hangat. Tak perlu menunggu lama, Ammy dan kawan-kawan alumni mengadakan pertemuan, khususnya dengan para alumni senior di kediaman Ust Ghozi, yang lantas disambut antusias oleh hadirin.
    Maka para alumni bersepakat mencari calon tanah yang akan didirikan YPIQ, beberapa lokasi sempat disurvei hingga diistikharahi, hingga dapat di daerah Pakel milik alumni juga, Ust. H. Syakur.
  3. Sebelum peresmian dan peletakkan batu pertama YPIQ oleh Abah Yai di tanah yang bakal didirikan YPIQ, yang semula disepakati di daerah Pakel rupanya gagal, karena ada perbedaan pendapat dari keluarga pemilik tanah. Namun, Alhamdulillah, segera mendapat ganti pandangan lokasi lain, yakni tanah YPIQ yang sekarang sudah dibangun, dan ini sesuai dengan pilihan Ammy pribadi, karena darurat akan diresmikan kepemilikannya.
  4. Acara peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Abah Kyai pun sukses. Pembangungan YPIQ lantas mulai menggeliat dengan masjid sebagai awal fokus.
  5. Kedepannya, YPIQ akan terus dibangun agar menjadi yayasan pendidikan formal berbasis pesantren.
  6. Nantinya YPIQ juga akan terus mengemas ragam pendidikan yang sedikit berbeda dengan PIQ PUSAT, karena ana perpaduan antara pendidikan ala pesantren dan pendidikan formal, namun tetap satu atap. Hal ini tiada lain untuk menambah khazanah pendidikan di PIQ itu sendiri.
K.H.M. Basori Alwi Murtadlo (Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Quran & Yayasan Pendidikan Ilmu Al-Quran)

Di penghujung acara giliran pengasuh PIQ dan YPIQ, KH. Basori Alwi yang menyampaian mauidhoh dan doa. Pada kesempatan kali ini beliau menyampaikan anekdot mengenai pentingnya belajar dan memahami Bahasa Arab terutama bagi aktivis dakwah dan pengajar. Di ujung cerita seluruh hadirin tertawa luwes sambal mangguk-mangguk karena mendapat hikmah dalam cerita. Selanjutnya Kyai Basori memanjatkan doa untuk menutup acara pembukaan ini dengan harapan agar YPIQ ke depannya dapat menjadi tempat untuk mencetak kader-kader pejuang islam.

Author

Exit mobile version