KHM. Basori Sang Guru Qur’an dan “Guru Tolang”

By Ulil Abshar

KHM. Basori Sang Guru Qur’an dan “Guru Tolang”

Oleh : Prof. Dr. H. M. Ishom, M. Ag.

Murobby KHM. Basori Alwi bagi saya adalah orang tua dan sekaligus sang Guru  “murobby” yang sangat berkesan terhadap perjalanan akademik dan ruhani saya dalam hidup dan kehidupan. Saya sebagai keturunan Madura oleh orang tua saya selalu diingatkan bahwa guru yang mengajari sejak awal, mulai yang paling dasar apalagi tentang ilmu agama harus benar-benar dihormati. Karena hal itu sebagai “guru tolang” artinya guru yang menumbuhkan sejak awal dasar-dasar ilmu agama. Mulai dasar baca Alquran yang benar, baca kitab kuning (kitab salaf yang tidak berharokat, red.), pengetahuan fikih ibadah paling awal dan dasar-dasar akidah aswaja yang kokoh.

Beliau adalah seorang pendidik yang bijak, tawadhu’ dan cerdas. Komitmen dan konsistensinya dalam ibadah dan mengajar sangat luar biasa. Hingga saat ini saya masih kesulitan untuk meneladaninya. KHM. Basori Alwi merupakan sang Guru yang kokoh dalam prinsip, metodologi dan karakter. Saya benar-benar terkesan saat di awal saya belajar menjadi “guru kecil”. Beliau dengan telaten membimbing secara metodologi dan konten dengan sabar. Bahkan dengan ketawadhu’annya beliau memanggil saya juga dengan “ustadz”. Padahal belum maqom saya untuk mendapatkan sebutan kehormatan itu. Saya benar-benar tersanjung  dan sekaligus mungkin doa beliau untuk saya. Setiap hari beliau selalu mensupervisi saya dalam mengajar, mengelola kelas dan membimbing para santri kecil (yunior, red.). Sehingga dengan tanpa sadar saya akhirnya juga belajar atau learning by doing di bawah bimbingan beliau.

Terakhir, di saat beliau sudah usia lanjut. Dengan kesehatan beliau yang sudah menurun. Beliau sering keluar masuk rumah sakit. Sedang saya sudah menjadi alumni dari pesantren PIQ,  silaturrahim saya masih tetap terjalin dalam momen-momen tertentu. Misalnya di hari-hari besar Islam atau ziarah-ziarah pribadi saya ke beliau. Saya lihat beliau dengan usia yang sudah tua, beliau sangat luar biasa dalam istiqomahnya mengajar, membimbing para santri mulai sebelum subuh sampai malam habis isya’ dengan serangkaian pembelajaran, sholat berjamaah, tadarrus Alquran, kajian kitab kuning dan mendendangkan sholawat dengan aneka jenis lagu yang indah. Hal ini tidak lain karena sejak muda beliau adalah seorang Qori’ internasional dengan wajah tampan, gagah dan mempesona.

Ust. M. Isom (sebelah kiri Kiyai Basori)

Di sela-sela ziarah saya ke beliau, saya selalu diingatkan dengan maqolah beliau yang sangat terkenal bagi para santrinya yaitu “likulli sayaain zakat wa zakatul ilmu at taklim”. (Segala sesuatu itu ada zakatnya. Dan zakatnya ilmu adalah mengajar). Dari situ saya benar-benar tersentak dan malu. Karena selama ini saya ternyata belum bisa meneladani beliau dalam mengajar secara istiqomah dan berkarakter dalam konsistensi keilmuan. Amanah beliau itu selalu diulang-ulang di saat saya berziarah ke beliau. Termasuk di saat beliau sudah sering sakit dan akhirnya beliau pulang ke hadirat Ilahi Robbi. Semoga rahmat dan ridho Allah SWT selalu menaungi beliau hingga nanti bertemu dengan sang penciptanya. Dan semoga kita para santrinya diberi hidayah dan taufiq oleh Allah SWT dalam meneruskan perjuangannya dan terus berusaha meneladaninya, terutama dalam mengajar walaupun dengan sedikit ilmu yang ada. Lahul fatihah…..Amin….

* M. Isom, santri PIQ 1982-1993. Saat ini menjabat sebagai Direktur KSKK Madrasah Ditjen Pendis Kemenag RI. Ditulis dalam rangka Haul ke-2 KHM. Basori Alwi pada 28 Februari 2022.

Author