Al-Quran dan Bahasa Arab: Dua Sisi Koin yang Tak Terpisahkan

By Ahmad Syafiq

Al-Quran dan Bahasa Arab: Dua Sisi Koin yang Tak Terpisahkan

Singosari, 9 Juli 2018 – Setelah prosesi penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa yang beliau terima dari Universitas Negeri Malang usai siang itu, safari ilmiah pun berlanjut. Kali ini perjalanan bertolak ke arah Utara Kota Malang, tepatnya di Pesantren Ilmu Al-Quran Singosari.

Dengan didampingi oleh dua guru besar dari Timur Tengah juga beberapa dosen Sastra Arab dari UM, Dr. Abdullah bin Saleh bin Sulaiman Al-Washmi pun mulai memasuki Aula Utama dengan tabuhan rebana serta alunan shalawat yang menyambut akan kehadirannya.

Tak berselang lama, setelah bersalaman dengan KH. M. Basori Alwi (Pengasuh PIQ) dan beberapa putra beliau yang turut hadir saat itu, acara pun dimulai.

Dimulai dengan pembukaan surat Al-Fatihah oleh Pengasuh, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah seorang Asatidz.

Setelah itu merupakan acara Demo Publik Al-Quran, dimana ada empat santri perwakilan Program Tahfidz PIQ yang maju kemudian mendapat pertanyaan untuk melanjutkan ayat yang dibacakan langsung oleh Dr. Abdullah bin Saleh Al-Washmi. Ayat-ayat pun dibacakan dengan penuh khidmat dan khusyu’.

Sampailah pada acara utama, yaitu Kuliah Tamu yang disampaikan oleh Dr. Abdullah bin Saleh bin Sulaiman Al-Washmi yang notabenenya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pusat Raja Abdullah bin Abdulaziz dalam bidang Bahasa Arab tingkat Internasional dari Arab Saudi dengan alih bahasa oleh Al-Ustadz Faris Khoirul Anam, Lc. dari Malang.

Seusai pemaparan ilmiah beliau terkait keutamaan membaca dan menghafal serta mengamalkan Al-Quran, acara pun dilanjutkan dengan pemberian Cinderamata istimewa untuk KH. M. Basori Alwi yang tergolong sebagai salah satu Ulama berpengaruh dalam penyebaran Bahasa Arab di Indonesia. Dalam momentum kala itu, beliau banyak menyanjung KH. M. Basori Alwi karena bukan hanya tingkat Regional saja, bahkan dari kalangan cendekiawan tingkat Mancanegara pun sudah banyak mendengar sepak terjang Kyai yang telah mendedikasikan hidupnya untuk Al-Quran dan Bahasa Arab sampai detik ini. Beliau juga berpesan kepada seluruh santri untuk senantiasa mendoakan dan menghormati Kyai yang juga dikenal humoris ini.

Sungguh momentum langka ketika Sang Khodimul Quran bersanding dengan beliau Sang Penggigih Bahasa, laksana dua mata koin tak terpisah, saling melekat keduanya.

Author