KHM. Basori Alwi, Sang Pendidik Ulung dengan Penguasaan Didaktik-Metodik yang Mumpuni

By Ulil Abshar

KHM. Basori Alwi, Sang Pendidik Ulung dengan Penguasaan Didaktik-Metodik yang Mumpuni

Oleh : Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I

Terlalu canggih dalam hal teknik mengajar untuk ukuran zamannya,” barangkali itulah ungkapan yang paling pas untuk menggambarkan kehebatan al-maghfurlah KHM. Basori Alwi dalam mendidik santri-santri Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PIQ), khususnya di bidang pengajaran tilawah Al-Qur’an dan bahasa Arab. Kekaguman tersebut akan semakin membuncah, manakala kita menengok background pendidikan beliau. Abah Yai Basori, begitu beliau biasa disebut oleh para santrinya, bukanlah seorang sarjana pendidikan, lulusan perguruan tinggi yang mengakrabi teori-teori pengajaran modern (baca: didaktik-metodik). Sebab, beliau menghabiskan sebagian besar masa mudanya dengan ngangsu kaweruh  di sejumlah pesantren tradisional yang berorentasi pada pendidikan salaf.

Buku-buku KHM. Basori Alwi, seperti Mabadi’ fi ‘Ilm al-Tajwid dan al-Waqf wal Ibtida’, merupakan salah satu bukti kepakaran beliau di bidang pengajaran Al-Qur’an. Dengan latar belakang sebagai qari’ internasional, sekaligus pendiri Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz (JQH), beliau teguh dan konsisten dengan pendekatan pembelajaran yang bertumpu pada teknik tadrib al-nuthq (drilling) yang didominasi aktivitas talqin wa taqlid (dikte dan tiru). Pendekatan pembelajaran inilah yang kelak di kemudian hari membidani lahirnya metode Bil Qolam yang saat ini begitu populer, baik di level nasional maupun internasional.

Di bidang pengajaran bahasa Arab, KHM. Basori Alwi menulis buku legendaris berjudul al-Madarij al-Durus al-Arabiyyah sebanyak 4 jilid. Buku daras ini di zamannya nyaris tidak memiliki kompetitor yang setanding. Tidak mengherankan, jika kemudian Kyai Basori dianugerahi gelar ulama bahasa Arab Indonesia oleh Markaz al-Malik Abdullah bin Abdul Aziz Riyadh Saudi Arabia pada tahun 2014 atas capaian kinerja dan prestasi di bidang pengajaran bahasa Arab, sebagaimana hal itu dapat kita baca dalam buku berjudul Dalil Ulama al-Lughah al-Arabiyyah wal Bahitsin fi Ulumiha fi Indunisia.

Sebagai santri yang berguru langsung kepada beliau (lebih dari 10 tahun), saya merasakan sendiri kepiawaian Kyai Basori dalam mengajar dan mendidik. Beliau sangat berfokus pada membangun dasar-dasar keilmuan al-Qur’an dan bahasa Arab, dengan harapan akan menjadi pondasi bagi pengembangan keilmuan para santrinya di masa mendatang. Jika kesuksesan pendidikan diukur dari output lulusannya, tanpa ragu kita akan mengatakan bahwa Kyai Basori 100% telah sukses menyiapkan para santri untuk berkembang lebih pesat seusai ngaji di PIQ. Tak terhitung, santri Kyai Basori yang sukses berkhidmat pada umat dalam beragam profesi, mulai dari akademisi, profesional, entrepreneur hingga menjadi ulama yang disegani. Kesemuanya itu berkat sentuhan tangan dingin Sang Pendidik Ulung, KHM. Basori Alwi, maha guru dengan penguasaan didaktik-metodik yang mumpuni.

Matur nuwun sanget Abah Yai…. Nafa’ana Allah bihi wa bi ‘ulumihi wal muslimin. Amin.

* Yusuf Hanafi, santri PIQ 1990-2001, yang saat ini menjadi Guru Besar bidang Dirasat Islamiyah di Universitas Negeri Malang (UM). Ditulis dalam rangka Haul ke-2 KH. M. Basori Alwi pada 20 Februari 2022.